Nama : Robiyanto
Npm : 16111424
No. tlp/email : 0812 9698 1032/jawamasukkota@gmail.com
Setatus : belum menikah
Di atas ini data data saya dan saya juga bayak pengalaman kerja di perusahaan suasta seperti di Pt. Cakrawala Andalas Televisi, Pt. Hale International, Pt. Bazz Corp.
dan kegiatan yang sedang saya lakukan saat ini adalah wira usaha.
Jumat, 04 Oktober 2013
Minggu, 14 Juli 2013
Uang, Bank, dan Penciptaan Uang
Uang, Bank, dan Penciptaan Uang
Penciptaan uang adalah proses memproduksi atau menghasilkan uang baru. Terdapat tiga cara untuk menciptakan uang; pertama dengan cara mencetak mata uang kertas atau uang logam, kedua melalui pengadaan utang dan pinjaman, serta ketiga melalui beragam kebijakan pemerintah, misalnya seperti pelonggaran kuantitatif. Berbagai praktik dan regulasi untuk mengatur produksi, pengeluaran, dan penarikanan uang, adalah perhatian utama dalam ilmu ekonomi moneter (misalnya tentang persediaan uang, mazhab monetarisme), dan memengaruhi berjalannya pasar keuangan dan daya beli uang.Bank sentral bertanggung-jawab mengukur jumlah uang beredar, yang menunjukkan banyaknya uang yang ada pada suatu waktu tertentu. Jumlah uang baru yang tidak diketahui penciptaannya dapat ditunjukkan dengan cara membandingkan pengukuran-pengukuran tersebut pada waktu-waktu yang berbeda.
Perusakan atas mata uang dapat terjadi apabila uang logam dileburkan untuk mendapatkan kembali kandungan logam mulianya. Tindakan ini memperoleh insentif bila ternyata nilai logam yang didapat melebihi nilai nominal uang logam, atau ketika pencetaknya menarik kembali jaminan atas keamanannya.
A. Pengertian
Penciptaan uang adalah proses memproduksi atau menghasilkan uang baru. Terdapat tiga cara untuk menciptakan uang; pertama dengan cara mencetak mata uang kertas atau uang logam, kedua melalui pengadaan utang dan pinjaman, serta ketiga melalui beragam kebijakan pemerintah, misalnya seperti pelonggaran kuantitatif. Berbagai praktik dan regulasi untuk mengatur produksi, pengeluaran, dan penarikanan uang, adalah perhatian utama dalam ilmu ekonomi moneter (misalnya tentang persediaan uang, mazhab monetarisme), dan memengaruhi berjalannya pasar keuangan dan daya beli uang.
Jenis-jenis uang
Uang Kartal
Uang kartal terdiri dari uang kertas dan uang logam. Uang kartal adalah alat bayar yang sah dan wajib diterima oleh masyarakat dalam melakukan transaksi jual beli sehari-hari.
Menurut Undang-undang Bank Sentral No. 13 tahun 1968 pasal 26 ayat 1, Bank Indonesia mempunyai hak tunggal untuk mengeluarkan uang logam dan kertas. Hak tunggal untuk mengeluarkan uang yang dimiliki Bank Indonesia tersebut disebut hak oktroi.
Jenis Uang Kartal Menurut Lembaga Yang Mengeluarkannya
Menurut Undang-Undang Pokok Bank Indonesia No. 11/1953, terdapat dua jenis uang kartal, yaitu uang negara dan uang bank.
Uang negara adalah uang yang dikeluarkan oleh pemerintah, terbuat dari kertas yang memiliki ciri-ciri :
• Dikeluarkan oleh pemerintah
• Dijamin oleh undang undang
• Bertuliskan nama negara yang mengeluarkannya
• Ditanda tangani oleh mentri keuangan
Namun, sejak berlakunya Undang-undang No. 13/1968, uang negara dihentikan peredarannya dan diganti dengan Uang Bank.
Uang Bank adalah uang yang dikeluarkan oleh Bank Sentral berupa uang logam dan uang kertas, Ciri-cirinya sebagai berikut.
• Dikeluarkan oleh Bank Sentral
• Dijamin dengan emas atau valuta asing yang disimpan di bank sentral
• Bertuliskan nama bank sentral negara yang bersangkutan (di Indonesia : Bank Indonesia)
• Ditandatangani oleh gubernur bank sentral.
B. Jenis Uang Kartal Menurut Bahan Pembuatnya
A. Uang logam
Uang logam biasanya terbuat dari emas atau perak karena emas dan perak memenuhi syarat-syarat uang yang efesien. Karena harga emas dan perak yang cenderung tinggi dan stabil, emas dan perak mudah dikenali dan diterima orang. Di samping itu, emas dan perak tidak mudah musnah. Emas dan perak juga mudah dibagi-bagi menjadi unit yang lebih kecil. Di zaman sekarang, uang logam tidak dinilai dari berat emasnya, namun dari nilai nominalnya. Nilai nominal itu merupakan pernyataan bahwa sejumlah emas dengan berat tertentu terkandung di dalamnya.
Uang logam memiliki tiga macam nilai.
Nilai Intrinsik yaitu nilai bahan untuk membuat mata uang, misalnya berapa nilai emas dan perak yang digunakan untuk mata uang. Menurut sejarah, uang emas dan perak pernah dipakai sebagai uang. Ada beberapa alasan mengapa emas dan perak dijadikan sebagai bahan uang antara lain :
• Tahan lama dan tidak mudah rusak (Durability)
• Digemari oleh umum atau sebagian besar masyarakat (Acceptability)
• Nilainya tinggi dan jumlahnya terbatas (Scarcity)
• Nilainya tetap sekalipun dipecah menjadi bagian-bagian kecil (Divisibility)
Sekalipun emas dan perak sudah memenuhi syarat-syarat uang, namun pada saat ini, emas dan perak tidak dipakai lagi sebagai bahan uang karena beberapa alasan, yaitu:[rujukan?]
• Jumlahnya sangat langka sehingga sulit didapatkan dalam jumlah besar.
• Kadar emas disetiap daerah berbeda-beda menyebabkan persediaan emas tidak sama
• Nilainya tidak dapat diukur dengan tepat
• Uang emas semakin hilang dari peredaran, biasanya karena banyak yang dilebur atau dijadikan perhiasan.
Nilai Nominal, yaitu nilai yang tercantum pada mata uang atau cap harga yang tertera pada mata uang. Misalnya seratus rupiah (Rp. 100,00), atau lima ratus rupiah (Rp. 500,00).
Nilai Tukar, nilai tukar adalah kemampuan uang untuk dapat ditukarkan dengan suatu barang (daya beli uang). Misalnya uang Rp. 500,00 hanya dapat ditukarkan dengan sebuah permen, sedangkan Rp. 10.000,00 dapat ditukarkan dengan semangkuk bakso).
B. Uang kertas
Uang kertas adalah uang yang terbuat dari kertas dengan gambar dan cap tertentu dan merupakan alat pembayaran yang sah. Menurut penjelasan UU No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia, yang dimaksud dengan uang kertas adalah uang dalam bentuk lembaran yang terbuat dari bahan kertas atau bahan lainnya (yang menyerupai kertas).
Uang kertas mempunyai nilai karena nominalnya. Oleh karena itu, uang kertas hanya memiliki dua macam nilai, yaitu nilai nominal dan nilai tukar. Ada 2(dua) macam uang kertas :
• Uang Kertas Negara (sudah tidak diedarkan lagi), yaitu uang kertas yang dikeluarkan oleh pemerintah dan alat pembayaran yang sah dengan jumlah yang terbatas dan ditandatangani mentri keuangan.
• Uang Kertas Bank, yaitu uang yang dikeluarkan oleh bank sentral,
Beberapa keuntungan penggunaan alat tukar (uang) dari kertas di antaranya :
• Penghematan terhadap pemakaian logam mulia
• Ongkos pembuatan relatif murah dibandingkan dengan ongkos pembuatan uang logam.
• Peredaran uang kertas bersifat elastis (karena mudah dicetak dan diperbanyak) sehingga mudah diseusaikan dengan kebutuhan akan uang
• Mempermudah pengiriman dalam jumlah besar
Uang Giral
Uang giral tercipta akibat semakin mendesaknya kebutuhan masyarakat akan adanya sebuah alat tukar yang lebih mudah, praktis dan aman. Di Indonesia, bank yang berhak menciptakan uang giral adalah bank umum selain Bank Indonesia. Menurut UU No. 7 tentang Perbankan tahun 1992, definisi uang giral adalah tagihan yang ada di bank umum, yang dapat digunakan sewaktu-waktu sebagai alat pembayaran. Bentuk uang giral dapat berupa cek, giro, atau telegrafic transfer.
Uang giral bukan merupakan alat pembayaran yang sah. Artinya, masyarakat boleh menolak dibayar dengan uang giral.
Terjadinya uang giral
Uang giral dapat terjadi dengan cara berikut.
• Penyetoran uang tunai kepada bank dan dicatat dalam rekening koran atas nama penyetor, penyetor menerima buku cek dan buku biro gilyet. Uang tersebut sewaktu-waktu dapat diambil atau penyetor menerima pembayaran utang dari debitur melalui bank. Penerimaan piutang itu oleh bank dibukukan dalam rekening koran orang yang bersangkutan. Cara di atas disebut primary deposit.
• Karena transaksi surat berharga. Uang giral dapat diciptakan dengan cara menjual surat berharga ke bank, lalu bank membukukan hasil penjualan surat berharga tersebut sebagai deposit dari yang menjual. Cara ini disebut derivative deposit
• Mendapat kredit dari bank yang dicatat dalam rekening koran dan dapat diambil sewaktu-waktu. Cara ini disebut dengan loan deposit.
Keuntungan menggunakan uang giral
Keuntungan menggunakan uang giral sebagai berikut.
• Memudahkan pembayaran karena tidak perlu menghitung uang
• Alat pembayaran yang dapat diterima untuk jumlah yang tidak terbatas, nilainya sesuai dengan yang dibutuhkan (yang ditulis oleh pemilik cek/bilyet giro)
• Lebih aman karena risiko uang hilang lebih kecil dan bila hilang bisa segera dilapokan ke bank yang mengeluarkan cek/bilyet giro dengan cara pemblokiran.
Uang Kuasi
Uang kuasi adalah surat-surat berharga yang dapat dijadikan sebagai alat pembayaran. Biasanya uang kuasi ini terdiri atas deposito berjangka dan tabungan serta rekening valuta asing milik swasta domestik.
Analisis Pendapatan Nasional untuk Perekonomian tertutup Sederhana dan pertumbuhan Ekonomi
Analisis Pendapatan Nasional untuk Perekonomian
Tertutup Sederhana & Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan
perekonomian di dalam suatu negara sangat berpengaruh terhadap kehidupan rakyat
di negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi di indonesia sekarang
ini berbeda saat zaman orde baru. Saat Zaman orde baru pertumbuhan ekonomi
mungkin lebih baik, karena pada zaman itu terdapat sedikit partai dibandingkan
dengan zaman sekarang yang memiliki banyak partai. Akibat terlalu banyaknya
jumlah partai yang ada, sehingga para investor asing tidak lagi menanam
sahamnya di Indonesia, karena selalu dimintai untuk mendanai konfoi partai
tersebut. Padahal saham asing sangat membantu pertumbuhan ekonomi negara.
Hubungan antara pertumbuhan ekonomi,
inflasi dan pengangguran sangat erat hubungannya. Salah Satu masalah jangka
pendek dalam ekonomi yaitu inflasi, pengangguran dan neraca
pembayaran. Inflasi (inflation) adalah gejala yang menunjukkan
kenaikan tingkat harga umum yang berlangsung terus menerus. Tingkat
inflasi yang terjadi dalam suatu negara merupakan salah satu ukuran untuk
mengukur baik buruknya masalah ekonomi yang dihadapi suatu negara.
Rumusan Masalah
Selain inflasi, masalah utama dan
mendasar yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yaitu masalah dalam
ketenagakerjaan di Indonesia seperti masalah upah yang rendah dan tingkat
pengangguran yang tinggi. Hal tersebut disebabkan karena, pertambahan tenaga
kerja baru jauh lebih besar dibandingkan dengan pertumbuhan lapangan kerja yang
dapat disediakan setiap tahunnya. Pertumbuhan tenaga kerja yang lebih
besar dibandingkan dengan ketersediaan lapangan kerja menimbulkan pengangguran
yang tinggi.
Pendapatan Nasional dengan
Perekonomian Tertutup Sederhana Dua Sektor
Pendapatan Nasional dengan
Perekonomian Tertutup Sederhana Dua Sektor adalah Produk Nasional Neto
dikurangi pajak tak langsung ditambah subsidi. Jumlah inilah yang diterima
faktor produksi yang dimiliki penduduk suatu negara . Pendapatan Nasional
dengan Perekonomian Tertutup Sederhana Dua Sektor merupakan penjumlahan dari
lima hal , yaitu :
a. Upah atau gaji yang diterima
buruh atau karyawan
b. Pendapatan dari seseorang yang
melakukan bisnis individu (bukan perusahaan)
c. Keuntungan perusahaan
d. Pendapatan bunga selisih dari
perusahaan
e. Pendapatan sewa
Ekonomi Sederhana (Tertutup)
Dengan asumsi tidak adanya ekspor
dan impor dan tidak ada pemerintah maka komponen permintaan agregat (aggregate
demand) atau output sama dengan konsumsi (dengan notasi C) ditambah dengan
investasi (dengan notasi I).
|
Persamaan
(1)
Seperti telah disebut diatas output,
Y sama dengan income. Persamaan (1) diatas artinya bahwa output yang diproduksi
oleh ekonomi sama dengan aggregate demand dimana aggregate demand ini terdiri
dari konsumsi dan investasi. Output ini juga sama dengan income yang diterima
oleh seorang pelaku ekonomi (misalnya pengusaha) dan digunakan sebagian untuk
konsumsi dan sisanya akan digunakan untuk belanja barang modal guna melanjutkan
proses produksi berikutnya, belanja ini dikategorikan sebagai investasi untuk
memproduksi barang dan jasa selanjutnya. Dengan demikian income (output) dari
sisi produsen digunakan untuk konsumsi (C) dan sisanya diinvestasikan (I). Dari
sisi alokasi income atau konsumen maka income yang didapat akan digunakan
sebagian besar untuk konsumsi dan sisanya akan ditabungkan (S), hal ini karena
konsumen tidak mempunyai usaha sendiri seperti halnya dengan produsen sehingga
formula (1) diatas dapat ditulis sebagai berikut:
|
Persamaan
(2)
Bila kedua persamaan diatas digabung
maka didapat
|
Persamaan
(3)
Persamaan sebela kiri adalah
komponen aggregate demand atau output dan sebelah kanan adalah aloksi atau
penggunaan income. Atau output yang diproduksi sama dengan output yang dijual
dan sama dengan income yang diterima. Income yang diterima digunakan untuk
konsumsi dan sisanya ditabung. Persamaan diatas akhirnya menjadi:
|
Persamaan
(4)
Saving sama dengan investasi,
artinya sumber dana untuk investasi berasal dari tabungan. Dari sisi aggregate,
konsumen atau private sektor tidak melakukan investasi sendiri terhadap uangnya
yang berlebih tetapi pada umumnya akan menyimpan uangnya di Bank sebagai
tabungan (S) dan bank akan menyalurkan dana tersebut kepada orang-orang yang
membutuhkan berupa kredit usaha atau investasi (I). Dari sisi individual saving
yang dilakukan oleh konsumen tidak berarti akan langung dialoksikan kepada
kegiatan produktif (productive investment), karena keterbatasan yang dimiliki
oleh konsumen sehingga mereka memerlukan jasa perbankan untuk melakukan
kegiatan tersebut.
2. Model
Anlalisis dengan Variabel Investasi dan Tabungan
Model Analisis dengan variabel
investasi tabungan adalah pengeluaran yang akan digunakan untuk memproduksi
barang dan jasa yang lebih banyak lagi , atau dengan kata lain merupakan
pengeluaran yang ditambahkan kepada komponen-komponen barang modal .
Tujuan dari pelaksanaan model
analisis dengan variabel investasi tabungan ini adalah mencari keuntungan di
kemudian hari melalui pengoperasiaan mesin dan pabrik . Analisis keuangan
pemerintah biasanya mencakup 4 aspek sebagai berikut, yaitu :
a) Operasi
keuangan pemerintah dalam hubungan dengan defisit / surplus anggaran dan
sumber-sumber pembiayaannya.
b) Dampak
operasi keuangan pemerintah terhadap kegiatan sektor riil melalui pengaruhnya
terhadap Pengeluaran Konsumsi dan Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto
(PMTDB) pemerintah.
c) Dampak
rupiah operasi keuangan pemerintah atau pengaruh operasi keuangan pemerintah
terhadap ekspansi bersih pada jumlah uang yang beredar.
d) Dampak
Valuta Asing operasi keuangan pemerintah atau pengaruh operasi keuangan
pemerintah terhadap aliran devisa masuk bersih.
Faktor – faktor yang mempengaruhi
besar investasi anatara lain:
a) Tingkat
bunga. Kenaikan tingkat bunga akan mempengaruhi keinginan untuk berinvestasi,
dan sebaliknya.
b) Jumlah
permintaan. Semakin besar jumlah permintaan konsumen terhadap barang dan jasa,
keinginan untuk melakukan investasi juga semakin besar.
c) Perkembangan
teknologi. Kemajuan teknologi juga akan meningkatkan keinginan untuk
berinvestasi, karena teknologi yang maju akan mengurangi biaya produksi dan
meningkatkan jumlah keuntungan.
3. Angka
Pengganda
Angka pengganda atau multiplier
adalah hubungan kausal antara variabel tertentu dengan variabel pendapatan
nasional. Jika angka pengganda tersebut memepunyai angka yang tinggi,
maka dengan perubahanyang terjadi pada variabel tersebut akan memengaruhi
angka terhadap tingkat pendapatan nasional yang besar juga, dan sebaliknya.
Perubahan pendapatan anasional itu ditunjukan oleh suatu anagka pelipat yang
disebut dengan koefisien multiplier.
Proses multiplier
Adalah adanya perubahan pada
variabel investasi menyababkan pengeluaran agregat menjadi berubah. Namun dari
keseombangan pendapatan nasional tidak sebesar pertambahan investasi tersebut.
Rumus :
Contoh:
Dimisalkan (dalam milyar rupiah)
fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y dan besarnya investasi (I) = 10, maka
pendapatan keseimbangan sebesar 120. Apabila terdapat tambahan investasi
sebesar 2, maka pendapatan sekarang adalah sebagai berikut:
Jawab:
∆Y = K . ∆I
∆Y = 4 . 2 = 8
Ysekarang =
Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
Ysekarang =
120 + 8 = 128 milyar rupiah
4. Hubungan
Antara Pertumbuhan Ekonomi Inflasi dan Pengangguran
Jumlah orang yang menganggur adalah
jumlah orang di negara yang tidak memiliki pekerjaan dan yang tersedia untuk
bekerja pada tingkat upah pasar saat ini. Ini dengan mudah dapat diubah menjadi
persentase dengan mengaitkan jumlah pengangguran, dengan jumlah orang dalam
angkatan kerja.
Inflasi adalah kenaikan harga secara
umum selama 12 bulan. Ini diukur dengan mengambil rata-rata tertimbang semua
produk konsumen (tertimbang pada frquency pembelian) dan menganalisis tren
harga keseluruhan. Hal ini sering disebut Indeks Harga Konsumen (CPI) atau
Harmonised Indeks Harga Konsumen (HICP). Hal ini menunjukkan berapa banyak,
sebagai persentase, tingkat harga umum dari semua barang-barang konsumsi telah
berubah sepanjang tahun.
Ada tiga jenis inflasi yaitu:
1) inflasi tarikan permintaan (demand-pull
inflation)
2) inflasi desakan biaya (cost-push
inflation)
3) inflasi karena pengaruh impor (imported
inflation).
Tingkat inflasi yang terjadi dalam
suatu negara merupakan salah satu ukuran untuk mengukur baik buruknya masalah
ekonomi yang dihadapi suatu negara. Bagi negara yang perekonomiannya baik,
tingkat inflasi yang terjadi berkisar antara 2 sampai 4 persen per tahun.
Tingkat inflasi yang berkisar antara
2 sampai 4 persen dikatakan tingkat inflasi yang rendah. Selanjutnya tingkat
inflasi yang berkisar antara 7 sampai 10 persen dikatakan inflasi yang tinggi.
Didasarkan pada fakta itulah A.W.
Phillips mengamati hubungan antara tingkat inflasi dan tingkat pengangguran.
Dari hasil pengamatannya, ternyata ada hubungan yang erat antara inflasi dengan
tingkat pengangguran, dalam arti jika inflasi tinggi, maka pengangguran akan
rendah. Hasil pengamatan Phillips ini dikenal dengan kurva Phillip.
Kurva Philip
Masalah utama dan mendasar dalam
ketenagakerjaan di Indonesia adalah masalah upah yang rendah dan tingkat
pengangguran yang tinggi. Hal tersebut disebabkan karena, pertambahan tenaga
kerja baru jauh lebih besar dibandingkan dengan pertumbuhan lapangan kerja yang
dapat disediakan setiap tahunnya.
Pertumbuhan tenaga kerja yang lebih
besar dibandingkan dengan ketersediaan lapangan kerja menimbulkan pengangguran
yang tinggi. Pengangguran merupakan salah satu masalah utama dalam jangka
pendek yang selalu dihadapi setiap negara. Karena itu, setiap perekonomian dan
negara pasti menghadapi masalah pengangguran, yaitu pengangguran alamiah
(natural rate of unemployment).
Untuk menggambarkan kurva Phillips
di Indonesia digunakan data tingkat inflasi tahunan dan tingkat pengangguran
yang ada. Data digunakan adalah data dari tahun 1980 hingga tahun 2005.
Berdasarkan hasil pengamatan dengan data yang ada, maka kurva Phillips untuk
Indonesia terlihat seperti gambar berikut :
Kurva Phillips untuk Indonesia
A.W. Phillips menggambarkan
bagaimana sebaran hubungan antara inflasi dengan tingkat pengangguran
didasarkan pada asumsi bahwa inflasi merupakan cerminan dari adanya kenaikan
permintaan agregat. Dengan naiknya permintaan agre-gat, maka sesuai dengan
teori permintaan, jika permintaan naik maka harga akan naik. Dengan tingginya
harga (inflasi) maka untuk memenuhi permintaan tersebut produsen meningkatkan
kapasitas produksinya dengan menambah tenaga kerja (tenaga kerja merupakan
satu-satunya input yang dapat meningkatkan output). Akibat dari peningkatan
permintaan tenaga kerja maka dengan naiknya harga-harga (inflasi) maka,
pengangguran berkurang.
Menggunakan pendekatan A.W.Phillips
dengan menghubungkan antara pengangguran dengan tingkat inflasi untuk kasus
Indonesia kurang tepat. Hal ini didasarkan pada hasil analisis tingkat
pengangguran dan inflasi di Indonesia dari tahun 1980 hingga 2005, ternyata
secara statistik maupun grafis tidak ada pengaruh yang signifikan antara
inflasi dengan tingkat pengangguran.
CONTOH
KASUS YANG SEDANG TERJADI
Inflasi dari BBM Turunkan
Kesejahteraan 80% Rakyat
JAKARTA - Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium
sebesar 1.500 rupiah menjadi 6.000 rupiah per liter bisa menyulut tambahan
inflasi 3,5 persen dari target inflasi 2012 sebesar 5,6 persen. Hal itu membuat
potensi laju kenaikan harga barang dan jasa tahun ini mencapai 9,1 persen.
Kenaikan harga BBM akan membuat
pertumbuhan ekonomi negatif karena target tahun 2012 mencapai sekitar 6,5
persen. Pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah dari inflasi akan menurunkan
kesejahteraan 80-90 persen rakyat yang daya belinya sangat rentan dengan
kenaikan harga barang dan jasa.
Pengamat ekonomi dari Universitas
Atmajaya, Jakarta, Agustinus Prasetyantoko, memperkirakan jika pemerintah jadi
menaikkan harga BBM jenis premium dan solar hingga 1.500 rupiah, infl asi akan
menyentuh angka 7-8 persen. Itu artinya, inflasi lebih besar dari pertumbuhan
ekonomi tahun ini yang ditargetkan 6,5 persen.
“Dalam kondisi nega tive growth,
daya beli masyarakat menurun, dan itu
tentunya berimbas pada menurunnya
tingkat kesejahteraan masyarakat, terutama masyarakat kelas menengah ke bawah,”
ujar dia, di Jakarta, Jumat (9/3). Skenario lain menyebutkan tambahan inflasi
yang dipicu kenaikan BBM bisa mencapai 3,5 persen sehingga inflasi menjadi 9,1
persen.
Padahal, lanjut Prasetyantoko, daya
beli masyarakat selama ini menjadi penopang pertumbuhan ekonomi. Produk
domestik bruto (PDB) lebih dari 50 persen disumbang oleh konsumsi domestik.
“Untuk itu, butuh mekanisme fiskal untuk mempertahankan daya beli masyarakat,”
jelas dia.
Pengamat ekonomi, Yanuar Rizky,
menambahkan kenaikan harga BBM tidak hanya memukul kelompok masyarakat bawah,
tetapi juga kelompok menengah tengah. Bahkan, sekitar 90 persen masyarakat
Indonesia akan menurun daya belinya. “Kalau kelompok masyarakat bawah yang
masuk skema BLT (Bantuan Langsung Tunai), BBM naik atau tidak, mereka sudah
terganggu daya belinya,” ujar dia.
Yanuar mengakui pertumbuhan ekonomi
Indonesia saat ini cukup tinggi, sekitar 6,5 persen, dari target awal APBN 2012
sebesar 6,7 persen sebelum diturunkan menjadi 6,5 persen. Akan tetapi,
kontribusi pertumbuhan bukan dari kegiatan ekonomi rakyat, melainkan dari
sektor keuangan.
“Taruhlah kombinasi pelaku pasar
modal dan perbankan 10 persen. Jadi sebetulnya 90 persen masyarakat rentan
terkena dampak kenaikan BBM ini. Kalau 10 persen sisanya, mereka bisa hidup dari
transaksi keuangan,” tegas dia.
Ia mengingatkan pemerintah
semestinya mencermati fakta bahwa kelompok masyarakat mampu yang lebih tahan
dengan dampak inflasi dari kenaikan harga BBM sebenarnya sangat sedikit
dibandingkan total penduduk 240 juta jiwa. “Yang jelas, dampak dari kenaikan
harga BBM ini bakal menyebar ke mana-mana,” jelas Yanuar.
Efisiensi Anggaran
Pengamat ekonomi dari Universitas
Indonesia, Aris Yunanto, menilai pola
yang terjadi di Indonesia selama ini
adalah laju inflasi terdorong oleh pertumbuhan ekonomi. Namun, yang terjadi
sekarang adalah inflasi terjadi lebih dahulu dibanding pertumbuhan.
Aris mengingatkan kebijakan
pemerintah menaikkan harga BBM merupakan pelajaran bagi pengelolaan anggaran.
Pertama, dalam perencanaan anggaran. Kedua, efisiensi belanja pemerintah.
Ketiga, pemerintah harus mampu meningkatkan produksi minyak dan gas dan tengah
terus meningkatnya kebutuhan BBM.
Bahkan, pemerintah kerap memberikan
terminologi yang salah soal subsidi BBM. Faktanya, biaya produksi BBM di Indonesia
lebih rendah dari harga jual sehingga tidak ada unsur subsidinya. Bahkan, harga
premium 6.000 per liter sejatinya setara dengan harga minyak 104 dollar AS per
barel.
Dengan demikian, tidak ada lagi
subsidi negara. Aris juga menilai pemerintah tidak berkutik sehingga mengurangi
hak rakyat mendapatkan fasilitas negara, namun memosisikan diri tidak berdaya
untuk menekan penambahan utang. Dalam APBN-P 2012, pembayaran utang pokok dan
bunga utang mencapai total 170 triliun rupiah.
Menurut Yanuar, ancaman APBN yang
kolaps jika tanpa menaikkan harga BBM, terjadi akibat desain kebijakan anggaran
salah sejak awal. Pemerintah tidak memiliki manajemen risiko untuk mengatasi
gejolak harga minyak dunia. Karena itu, sangat tidak adil kalau kesalahan
pemerintah ini dibebankan pada rakyat.
KESIMPULAN
Pertumbuhan ekonomi diperoleh dari
hasil pendapatan nasional. Barang dan jasa yang dihasilkan oleh setiap golongan
masyarakat dalam suatu negara yang dijual kepada orang lain disebut produk
nasional. Apabila produk nasional dinilai dengan uang disebut pendapatan
nasional. Produk nasional maupun pendapatan nasional perlu dihitung untuk
mengetahui kemajuan ekonomi dalam suatu negara.
Produk nasional terdiri atas
bermacam-macam produk yang jenisnya berbeda-beda. Tidak ada satuan alat ukur
yang dapat digunakan untuk menghitung jumlah produk yang dihasilkan. Oleh sebab
itu, alat ukur yang paling mudah adalah harga. Dengan menilai setiap produk
dengan harga, maka kita dapat mengetahui besarnya pendapatan nasional dalam
suatu negara.
Salah satu masalah jangka pendek
dalam ekonomi yaitu inflasi, pengangguran dan neraca pembayaran. Hubungan
antara inflasi dengan tingkat pengangguran didasarkan pada asumsi bahwa inflasi
merupakan cerminan dari adanya kenaikan permintaan agregat. Dengan naiknya
permintaan agregat, maka sesuai dengan teori permintaan, jika permintaan naik
maka harga akan naik. Dengan tingginya harga (inflasi) maka untuk memenuhi
permintaan tersebut produsen meningkatkan kapasitas produksinya dengan menambah
tenaga kerja (tenaga kerja merupakan satu-satunya input yang dapat meningkatkan
output). Akibat dari peningkatan permintaan tenaga kerja maka dengan naiknya
harga-harga (inflasi) maka tingkat pengangguran akan berkurang.
Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional
Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi dalam satu periode,biasanya selama satu tahun. Sejarah
Konsep pendapatan nasional pertama kali dicetuskan oleh Sir William Petty dari Inggris yang berusaha menaksir pendapatan nasional negaranya(Inggris) pada tahun 1665. Dalam perhitungannya, ia menggunakan anggapan bahwa pendapatan nasional merupakan penjumlahan biaya hidup (konsumsi) selama setahun. Namun, pendapat tersebut tidak disepakati oleh para ahli ekonomi modern, sebab menurut pandangan ilmu ekonomi modern, konsumsi bukanlah satu-satunya unsur dalam perhitungan pendapatan nasional. Menurut mereka, alat utama sebagai pengukur kegiatan perekonomian adalah Produk Nasional Bruto (Gross National Product, GNP), yaitu seluruh jumlah barang dan jasa yang dihasilkan tiap tahun oleh negara yang bersangkutan diukur menurut harga pasar pada suatu negara.Konsep
Berikut adalah beberapa konsep pendapatan nasional- Produk Domestik Bruto (GDP)
Produk domestik bruto (Gross
Domestic Product) merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa yang
dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara
(domestik) selama satu tahun. Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil
produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang
beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan
termasuk barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah
yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto/kotor.
Pendapatan nasional merupakan salah satu ukuran pertumbuhan
ekonomi suatu negara
- Produk Nasional Bruto (GNP)
Produk Nasional Bruto (Gross
National Product) atau PNB meliputi nilai produk berupa barang dan jasa
yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun;
termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang
berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing
yang beroperasi di wilayah negara tersebut.
- Pendapatan Nasional Neto (NNI)
Pendapatan Nasional Neto (Net
National Income) adalah pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa
yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi. Besarnya NNI
dapat diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak langsung. Yang dimaksud pajak tidak langsung adalah
pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti pajak penjualan,
pajak hadiah, dll.
- Pendapatan Perseorangan (PI)
Pendapatan perseorangan (Personal
Income)adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam
masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun.
Pendapatan perseorangan juga menghitung pembayaran transfer (transfer
payment). Transfer payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan
merupakan balas jasa produksi tahun ini, melainkan diambil dari sebagian
pendapatan nasional tahun lalu, contoh pembayaran dana pensiunan, tunjangan
sosial bagi para pengangguran, bekas pejuang, bunga utang pemerintah, dan
sebagainya. Untuk mendapatkan jumlah pendapatan perseorangan, NNI harus
dikurangi dengan pajak laba perusahaan (pajak yang dibayar setiap badan usaha
kepada pemerintah), laba yang tidak dibagi (sejumlah laba yang tetap ditahan di
dalam perusahaan untuk beberapa tujuan tertentu misalnya keperluan perluasan
perusahaan), dan iuran pensiun (iuran yang dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja
dan setiap perusahaan dengan maksud untuk dibayarkan kembali setelah tenaga
kerja tersebut tidak lagi bekerja).
- Pendapatan yang siap dibelanjakan (DI)
Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable
Income) adalah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang
dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi
investasi. Disposable income ini diperoleh dari personal income
(PI) dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct tax) adalah
pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus
langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak pendapatan.
Penghitungan
Jasa perbankan turut memengaruhi besarnya pendapatan
nasional
Pendapatan negara dapat dihitung dengan tiga pendekatan, yaitu:- Pendekatan pendapatan, dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan (upah, sewa, bunga, dan laba) yang diterima rumah tangga konsumsi dalam suatu negara selama satu periode tertentu sebagai imbalan atas faktor-faktor produksi yang diberikan kepada perusahaan.
- Pendekatan produksi, dengan cara menjumlahkan nilai seluruh produk yang dihasilkan suatu negara dari bidang industri, agraris, ekstraktif, jasa, dan niaga selama satu periode tertentu. Nilai produk yang dihitung dengan pendekatan ini adalah nilai jasa dan barang jadi (bukan bahan mentah atau barang setengah jadi).
- Pendekatan pengeluaran, dengan cara menghitung jumlah seluruh pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara selama satu periode tertentu. Perhitungan dengan pendekatan ini dilakukan dengan menghitung pengeluaran yang dilakukan oleh empat pelaku kegiatan ekonomi negara, yaitu: Rumah tangga (Consumption), pemerintah (Government), pengeluaran investasi (Investment), dan selisih antara nilai ekspor dikurangi impor ()
Langganan:
Postingan (Atom)